Kunjungan Bermakna dari Komunitas PHP

Cahya, Oka, kanan siapa hayo?
Pada artikel kali ini saya akan berbagi pengalaman kepada Anda tentang pertemuan saya dengan para senior di komunitas PHP Indonesia. Bosen juga kan kalau harus menulis artikel tentang koding selalu. Kali ini artikelnya agak sedikit ringan namun semoga bisa menginspirasi teman-teman yang saat ini sedang menggeluti dunia programing. Saya akan menulis empat poin penting dari rangkuman pertemuan dengan para senior komunitas PHP Indonesia.

Komunitas PHP Indonesia. Itulah basecampnya yang saya kunjungi pada sabtu siang lalu. Berawal dari niat untuk mempererat tali silahturahmi, meluncurlah saya ke tekape. Pertama saya di tuntun oleh kak Oka untuk ke basecamp. Sesampainya di ruang basecamp ada pak Eksa yang menyambut kehadiran kami. Yah disitulah saya mulai bertanya tentang sejarah komunitas ini.

Bagi yang belum tahu komunitas PHP Indonesia sudah berdiri sejak Februari 2008. Begitu banyak event dan kegiatan yang sudah dilahirkan dari komunitas ini. Komunitas ini juga berhasil menggaet beberapa sponsor besar untuk mendukung berbagai acaranya salah satunya adalah nama besar Microsoft. Wew, berarti komunitas ini memang tidak main-main soal integritasnya.

Tidak lama kemudian datanglah Kak Cahya. Beliau adalah senior juga di Komunitas PHP Indonesia yang bekerja diperusahaan consulting. Mulailah percakapan dimulai antara kak Oka dan Cahya.Sebenarnya saya waktu itu sempat beberapa kali terpelongo ketika mereka mendiskusikan masalah IT. Bingung saya tentang istlah-istilah yang mereka gunakan. He-he

Banyak sekali pelajaran yang saya dapat pada hari itu. Ditambah pula suasana kehangatan dan kekeluargaan yang terpancar pada ruangan basecamp (lebay sekali bahasa mu). Yah memang begitu keadaanya. Para senior disana pun tidak pelit berbagi pengalamanya di dunia pemograman. 

Oh iya meskipun namanya Komunitas PHP, namun para senior disana tidak hanya jago di pemograman PHP saja. Di luar dugaan saya ternyata mereka juga sangat berpengalaman di bidang IT lain. Kok bisa? Akan saya jelaskan pada poin nomor dua pada artikel ini.

Lah, memang apa saja poin-poin yang sudah di dapat? Oh iya, sampai lupa saya (nulis lupa?). :-D

Yah, pada pertemuan hari sabtu lalu. Saya merangkum dalam empat poin penting yang akan saya bagikan untuk Anda. Adapun poin-poinnya sebagai berikut
  1. Esensi dari Open Source
  2. Perlakukan bahasa pemograman sebagai alat bantu (jangan fanatik)
  3. Tetapkan kualitas atau ikhlaskan
  4. Jalani dan nikmati bersama tim
  • Esesnsi dari open source
Open source di Indonesia hanya euforia. Begitulah kata yang terlontar pada sore hari di basecamp PHP Indonesia. Pernyataan yang membuat saya sedikit tersadar tentang arti sebenarnya dari Opensource. Tidak hanya menggunakan, tapi mengembangkan. Itulah makna sebenarnya.

Pak Eksa (Senior di komunitas PHP) menyayangkan terhadap keadaan  open source di Indonesia. Banyak developer Indonesia yang sebenarnya mempunyai kemampuan yang hebat. Namun sedikit dari mereka yang ikut berkontribusi terhadap perkembangan produk open source.

Banyak kasus di Indonesia ini masyarakatnya hanya ikut menggunakan produk opensource karena Gratis. Namun tidak banyak yang ikut mengembangkan atau minimal mendukung produk opensource tersebut. Banyak programer selalu mengatas namakan Open Source, akan tetapi, mereka hanya asyik menggunakan product Open Source sebagai product gratisan tanpa mau berkontribusi dalam pengembangan product Open Source tersebut.

Kurangnya optimisme antara para developer dan masyarakat membuat keadaan Open source Indonesia semaikin parah. Kalau sudah begini kita seharusnya mulai dari diri sendiri. Memang tidak ada yang instan tapi saya pun tetap percaya Open Source Indonesia masih punya harapan dan harapan itu bukannya hampir punah, tapi malah makin berkembang mengikuti trend dunia. Masih ada segelintir orang yang mau menyisihkan waktu membuat product Open Source atau mengopen sourcekan karya-karyanya.

Akar permasalahannya adalah hanya satu. Kurangnya rasa cinta para developers dan masyarakat Indonesia terhadap dunia Opensource. Coba kalau para developernya punya rasa cinta yang tulus, tentu dengan sepenuh hati akan terus mengembangkan program Open Source dan tidak pernah puas untuk terus berkreasi. Begitupun masyarakat yang menggunakan produk Open Source, bila sudah cinta pasti tidak akan keberatan memberikan donasi yang dibutuhkan para developers. Toh nanti akan berguna juga pada masyrakat luas.

Melihat keadaan yang seperti  itu pun pak Eksa  memberi penjelasan tentang mana bidang yang sebaiknya kita ambil open source dan closed source. Jika kita berorientasi pada keuntungan dalam membuat program lebih baik ambil pemograman closed source. Modal  yang kita keluarkan untuk belajar pemograman closed source akan setimpal dengan apa yang nanti kita terima.

Bila ingin memilih Open Source pun haruslah sepenuh hati. Orientasinya bukan hanya pada keuntungan jangka pendek. Namun harus bisa melihat nilai manfaat yang akan di terima oleh masyarakat luas. Tidak ada kata setengah hati jika memutuskan untuk masuk ke dunia open source. Atau hasilnya malah mengecewakan.

  • Perlakukan bahasa pemogram sebagai alat bantu (jangan fanatik)
Seperti pada awal artikel saya jelaskan. Meskipun namanya Komunitas PHP namun para senior disana bukan berarti fanatik pada pemograman PHP saja. Mereka juga mengetahui seluk beluk pemograman lain dan berhasil meracik sebuah program hebat dengan berbagai bahan bahasa pemograman. Ibarat koki yang berhasil memasak sebuah makanan enak, tentu koki tidak fanatik terhadap satu alat. Begitupun programer.

Mungkin bagi para pembaca yang sudah menguasai suatu pemograman, janganlah fanatik terhadap satu pemograman itu. Karena bahasa pemograman hanyalah sebuah alat, tentu mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan seorang programer harus bisa menentukan alat yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah.

Saat itu pun pandangan saya diluruskan bahwa jangan hanya puas bila menguasai satu bahasa pemograman saja. Seorang programer harus bisa menyelesaikan setiap masalah. Tidak mungkin bisa menyelesaikan masalah jika dia hanya bisa satu pemograman saja. Semua butuh kolaborasi dari tekhnik pemograman lain agar software yang kita kembangkan menjadi lebih powerfull.

Memang benar apa yang dikatakan Kak Oka sore itu. Saya pun mempelajari pemograman web pun sudah terdiri dari beberapa banyak kode. Kita toh tidak bisa mengandalkan PHP saja untuk pemograman web. Kita juga butuh kolaborasi html, css, maupun javascript untuk membuat program web yang bagus. Itupun baru pemograman web. Belum pemograman yang lain, hadew puyeng......

Yah begitulah dunia ini, semua tidak ada yang berdiri sendiri. Semua serba terhubung. Lalu bagaimana untuk kita yang pemula? Rasanya menyeramkan juga jika harus menguasai semua bahasa pemograman. Maksudnya begini, bagi kita yang pemula silahkan pelajari dasar-dasar pemogramannya dulu.

  • Tetapkan kualitas atau ikhlaskan.
Jika ada klien yang menawari project namun harganya di bawah standar. Hanya ada dua pilihan. Tolak atau ikhlas memberi gratis. Memang dilema, di satu saat ada godaan menerima uang proyek walupun tanggung. Disisi lain kita harus menunjukan integritas. Namun saya menyadari bahwa kita akan berinvestasi dari tindakan itu.

Pemberian tarif harga yang tanggung justru akan lebih menjatuhkan kualitas kita dibanding pemberian layanan gratis.

Perlu diketahui memberikan layanan Gratis bukan berarti kita menjatuhkan kualitas kita sendiri. Bila klien yang memerlukan jasa kita adalah LSM yang punya potensi untuk memberdayakan masyrakat luas, tentu pelayanan gratis yang kita berikan adalah sebuah investasi yang sangat besar. Ataupun para UKM yang sangat memerlukan pelayanan kita, kita pun bisa kreatif membuat bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.

Jadi pemberian layanan gratis tidak sembarangan agar kualitas kita tidak jatuh. Jika Anda masih bingung tentang kriteria klien yang pantas diberikan layanan gratis, yuk mari sama-sama konsultasikan dengan para senior Komunitas PHP Indonesia. ^_^

Satu lagi jika memang kita belum mampu jujurlah bahwa memang kita tidak mampu. Jadi bagi Anda yang mau menerima project dengan harga di bawah standar kualitas Anda, pikirkan sekali lagi. Sebab dengan menerimanya klien akan menilai kualitas Anda.









  • Jalani dan nikmati bersama tim

  • Melanjutkan poin nomor 3, jika poin ini belum terwujud maka jangan sama sekali menerima project. Sebaliknya jika sudah terbentuk tim yang solit. Silahkan di bicarakan lebih lanjut. Namun yang pasti bertindak jujur dari awal. Jika kita memang belum mempunyai pengalaman dan tidak mampu katakan saja. Kejujuran kita dari awal akan menunjukan kualitas kita.

    Sekecil apapun nilai projectnya, bagi itu bersama tim. Itu akan melatih kepemimpinan kamu untuk kemampuan mendelegasikan tugas. Jangan pernah mengambil project itu sendirian, kamu akan menjadi autis penyendiri bila kamu melakukan itu. 

    Aku langsung tercengang mendengar pernyataan itu. Yah mungkin selama ini saya sudah melakukan cara yang keliru. Saya pikir untuk permulaan tidak apalah mengerjakan suatu project sendiri. Ternyata itulah yang membuat saya tidak berkembang selama ini. Mengambil project sendiri menjadikan kita lebih egois dan tidak mau berbagi. Sulit nantinya jika kita akan bekerja tim. Jika mau wirausaha, share project bersama anggota tim. Itu akan jauh lebih indah dibandingkan kerja sendiri.

    Nah itulah empat poin pelajaran yang saya dapatkan pada hari itu. Begitulah kisah sore itu saya berada dimarkas Komunitas PHP Indonesia. Sampai waktu berbuka pun tiba. Wah, lumayan disaat kantong lagi cekak, dapat tajil gratis. Hehe.....

    Acarapun di akhiri dengan buka puasa bersama. Yah memang benar-benar nikmat sebuah kebersamaan. Jika sudah berkumpul semua adalah setara dengan latar belakang apapun. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi Anda semua. Mari kita bersama-sama memajukan Open Source Indonesia. Di mulai dari menumbuhkan rasa cinta kita.

    Sekian dan terima kasih

    2 comments:

    Catatan dari Qatar

    Anda tahu buku from notes qatar karangan muhamad Assad. Itu adalah buku national best seller yang sudah di tulis dalam tiga edisi. Jika Anda belum membacanya, saya menyarankan Anda untuk membacanya karena buku ini sangat ringan untuk di baca.

    Meskipun bacaan ringan namun bukan berarti tanpa ada makna, Mas muhamad Assad ini pintar sekali mengemas suatu penyampaian yang penting dalam bentuk yang menarik. Biasanya bila ada penceramah yang menyampaikan suatu ayat kebanyakan akan terlihat monoton. Namun kepiawaian menulis mas Assad ini mampu membuat kita mengerti apa makna di balik kejadian dalam setiap segi kehidupan kita.

    Testimoni salah satu pejabat besar ada tertempel pada buku itu. Membuat nilai buku ini semakin bertambah. Sebab bukan sekedar testimoni singkat, pejabat itu memberi testimoni mendetail mengenai kelebihan buku itu. Jelas bukan sekedar testimoni main-main ini mah. Banyak juga loh buku-buku lain yang asal menempatkan testimoni dari orang terkenal meskipun testimoninya sangat pendek. Memang tidak salah sih, tapi kalau saya yang membaca testimoni jadi terkesan gimana gitu. Beda dengan testimoni dalam buku ini, pemberi testimoni benar-benar memberikan paparan yang sangat jelas mengenai buku ini.

    Pengen juga sih buku saya bisa seperti dia, ada testimoni salah satu tokoh terkenal. Walaupun hanya satu tokoh tak mengapa. Apabila saya tulis testimoninya satu halaman full ekslusif itu sudah cukup menjadikan buku saya menarik. Ada juga nih kemungkinan nanti mas Assad mau memberikan testimoni untuk karya ke tiga saya. (ngarep.com)... Tidak apa-apa, kan positive thinking seperti yang dikatakan mas Assad

    Yah sebenarnya saya sudah tahu buku ini sekitar setahun yang lalu. Ketika pertama kali edisi bukunya terbit saya mengira itu adalah sebuah novel. Walaupun bukunya di labeli best seller waktu itu, namun belum cukup menarik perhatian waktu itu. Maklum orang seperti saya lebih suka buku panduan praktis yang sesuai kebutuhan karena saya ini adalah orang yang berkutat dengan logika komputer (alias programer). Kalau bukunya tidak sesuai kebutuhan, yah saya tidak tertarik meskipun label mega, giga, atau tera best seller sekalipun. Hehe

    Namun bukan berarti saya tidak menyukai buku motivasi sama sekali. Saya pun menyadari perlunya mengembangkan kemampuan soft skill di samping kemampuan hard skill saya. Alasan waktu itu tidak tertarik dengan buku ini karena saya mengira itu sebuah novel. Sedangkan tujuan saya kalau ga buku komputer, yah  buku pengembangan diri.

    Sampai pada suatu pagi yang cerah saya berkunjung ke toko buku terbesar di matraman, jakarta. Saya sering mengunjungi toko buku ini untuk memeriksa apakah ada buku komputer atau motivasi baru. Yah, pertama hanya dua jenis buku itu yang ada di benak saya. Tidak ada yang lain.

    Sampai setelah masuk toko buku saya melihat banner yang begitu besar tentang trilogi notes form qatar.  Mengubah niat awal tadi yang hanya ingin mencari buku komputer. Saya berpikir sudah sampai edisi ketiga dan best seller semua. Berarti ini bukan buku sembarangan.

    Pajangan bukunya pun sudah banyak jadi bukan usaha sulit untuk saya menemukanya. Nah ketemu yang edisi pertama. Iseng-iseng saya lihat isi buku edisi pertamanya. Terlihat tiga kata dalam bahasa inggris yaitu positive, presistance, dan pray. Tiga P, saya membaca buku ini sebenarnya sudah tahu maksud yang ingin di sampaikan. Namun saya penasaran pembahasan tentang presistance karena itu beorientasi pada tindakan. Mengapa?

    Siapa saja bisa positive thingking dan berdoa. Itu hal yang menurut saya tidak sulit. Namun presistance butuh kesabaran dan tidak semua orang bisa konsisten dengan tindakannya. Makanya itu saya coba langsung membuka pembahasan tentang presistance. Ternyata memang label best seller tak salah tertempel pada buku ini.

    Menariknya buku ini memang sederhana dan jujur ditengah banyak buku yang menawarkan trik tips rahasia. Buku ini beda, kerja keras dan doa memang di perlukan bila ingin sukses. Itu bukan rahasia. Dan buku ini tidak mengajak Anda terlena pada panduan praktis tentang kesuksesan yang terkesan serba instan. Buku ini tampil apa adanya namun tetap bermakna dan ringan.

    Satu hal yang menjadi hikmah disini bagi saya adalah kita sama-sama dari satu penerbit euy :D. Itu pun akhirnya menjadi motivasi saya dalam menulis. Yah meskipun yang saya tulis tidak setenar buku beliau. Tapi saya bersemangat karena menemukan satu kesamaan dengan mas Asad. Sama-sama menulis untuk menjadi manusia bermanfaat bagi sesama. Walaupun bidang kepenulisannya berbeda, tapi sama-sama menghasilkan karya yang bermanfaat.

    Sampai di akhir artikel ini, saya ingin mengajak Anda untuk memaknai semua hal yang telah kita alami. Seperti mas Assad yang berhasil menyajikan pengalamannya dan mengambil hikmah semua kejadian yang dialaminya hingga kita bisa belajar pengalaman dari dia. Sudah seharusnya kita berbagi pengalaman, namun tak asal bercerita apa yang kita alami. Namun juga belajar mengambil hikmah apa saja yang telah kita dapat. 




    3 comments:

    Blogger Template by Kerendi Developers